Saling Bantu Membantu Dan Gotong Royong Warga Rangkasbitung Masih Lestari

Lebak, Banten – Sikap gotong royong di Kampung Sentral Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten hingga kini masih lestari untuk saling bantu membantu dan tolong menolong.

“Kita sangat terbantu adanya gotong royong itu, sehingga bisa mengurangi beban ekonomi keluarga,” kata Udin (65) pemilik rumah warga Sentral Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, Sabtu.

Menurut dia, dirinya sangat terbantu adanya gotong royong sehingga kondisi bangunan rumah miliknya yang sudah rapuh bagian penyangga atap akibat dimakan usia, namun kini kembali kokoh.

Pembangunan rumah dikerjakan secara bergotong royong tentu sangat meringankan dan tidak mengeluarkan biaya.

Mereka warga setempat berbagai strata sosial dalam gotong royong itu hanya memberikan konsumsi makanan saja tanpa memberikan upah.

“Kami banyak terimakasih adanya sikap gotong royong dan kembali rumahnya kokoh,” kata Udin.

Ia mengatakan masyarakat di sini hingga kini solidaritas sosialnya cukup tinggi untuk saling bantu membantu dan tolong menolong dengan bergotong royong.

Cerminan sikap tolong menolong dan gotong royong itu sebagai jati diri bangsa di tengah kehidupan yang penuh ambisi mengagungkan kekayaan materi dan kemewahan.

Selain itu juga sikap gotong royong merupakan ajaran ideologi Pancasila sebagai wujud kerukunan dan toleran kehidupan masyarakat.

Pekerjaan gotong royong yang dilakukan masyarakat tersebut untuk membantu dari kalangan yang tidak mampu pembangunan rumah.

Begitu juga bergotong royong mengerjakan tempat ibadah hingga kerja bakti membersihkan pinggiran Sungai Ciberang dan drainase lingkungan.

“Kami dan warga bersama sama masih membudayakan sikap gotong royong,” katanya.

Wakil Bupati Lebak Ade Sumardi mengatakan sebagian besar masyarakat di daerah ini masih melestarikan budaya gotong royong untuk meringankan beban ekonomi tetangganya yang kurang mampu, seperti pembangunan rumah maupun kebersihan lingkungan hingga terkena musibah.

Kebersamaan dan gotong royong masih kuat pada tatananan kehidupan masyarakat kaolotan, termasuk warga Badui.

“Kami minta masyarakat tetap dapat membudidayakan sikap gotong royong untuk kesejahteraan,” katanya.

Sementara itu, Wakil Ketua Majelis Ulama Indonesia ( MUI) Kabupaten Lebak KH Ahmad Hudori mengatakan kegiatan gotong royong itu merupakan kewajiban untuk membantu sesama orang yang perlu dibantu.

Sebab, ajaran Islam tolong menolong merupakan kewajiban, sehingga sikap gotong royong perlu dilestarikan dan dibudayakan.

“Kita membantu sesama orang juga mendapat pahala kebaikan. Dan, Allah akan memberikan balasan setimpal di akherat nanti,” kata KH Ahmad Hudori.(Ant)