Kepala BNPT Edukasi Pelajar Indonesia di Inggris Pentingnya Merawat Nilai Kebangsaan

Jakarta – Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) RI Komjen Pol. Rycko Amelza Dahniel memberi edukasi kepada para pelajar Indonesia di Inggris terkait pentingnya merawat nilai-nilai kebangsaan.

Menurut Komjen Pol. Rycko, nilai-nilai kebangsaan tersebut wajib dirawat ditengah kondisi masyarakat Indonesia yang heterogen. Selain itu, ia juga melihat adanya fenomena nilai-nilai kebangsaan yang memudar ditengah kondisi bangsa yang sudah merdeka ini.

“Kemerdekaan RI tercapai karena adanya tujuan yang sama dari berbagai kalangan masyarakat yang heterogen. Saat ini di masyarakat sudah tidak ada lagi generasi yang hidup pada masa perjuangan, sehingga nilai-nilai kebangsaan sudah mulai memudar,” ujar Komjen Pol. Rycko, Rabu (13/12/23).

Untuk itu, Komjen Pol. Rycko melihat pendidikan tingkat tinggi diperlukan dalam merawat nilai kebangsaan tersebut.

Menurut dia, kehadiran BNPT di tengah pelajar Indonesia di Inggris merupakan bagian dari program edukasi bahaya paham radikalisme dan terorisme yang menyasar kelompok remaja.

Terlebih, kelompok radikal teroris melakukan gerakan ideologi dalam ruang gelap secara sistematis, masif, dan terencana.

“Namun perlu di antisipasi, di bawah permukaan, kelompok ini melakukan gerakan ideologi dalam ruang gelap secara sistematis, masif, dan terencana. Untuk itu, dalam menghadapi target dan ancaman terorisme, BNPT memiliki program untuk mengedukasi para pelajar seperti di Inggris ini,” ujar Komjen Pol. Rycko.

Ia pun menjelaskan bahwa terdapat tiga kelompok rentan yang menjadi target radikalisasi, yakni perempuan, remaja, dan anak-anak. Meski demikian, hasil temuan Indonesia Knowledge Hub atau IKHub BNPT Tahun 2023 menyebutkan bahwa aksi terorisme dari 2018 hingga 2022 mengalami penurunan.

Kegiatan ini menjadi salah satu program BNPT RI dalam rangka memberikan perlindungan warga negara Indonesia (WNI) di luar negeri melalui diseminasi dan sosialisasi terkait dengan penanggulangan terorisme dan ekstrimisme berbasis kekerasan serta penguatan nilai-nilai kebangsaan.
(Rls)