Gus Halim Apresiasi Pendamping Desa Relawan Yang Jaga Idul Adha

Jakarta – Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Abdul Halim Iskandar mengatakan Ibadah Qurban itu memadukan dua nilai yang saling bertautan, yakni nilai ketuhanan dan kemanusiaan.

“Nilai ketuhanan yang berkemanusiaan dan nilai kemanusiaan yang berketuhanan,” kata Halim Iskandar.

Ibadah Qurban juga mengandung nilai-nilai ritual vertikal dan memiliki manifestasi yang sangat kuat dengan relasi horizontal.

Ibadah Qurban ditunaikan tak sekedar berdasar keikhlasan dan ketaatan terhadap perintah Allah SWT, tapi Qurban juga harus memiliki makna pengorbanan terhadap sesama.

Halim Iskandar pun menyerukan kepada para pendamping desa juga menyukseskan pelaksanaan Ibadah Qurban di desa dengan selalu menjaga Protokol Kesehatan.

“Pendamping desa telah membantu proses Ibadah Qurban di desa dengan tetap jaga Protokol Kesehatan demi menjaga keselamatan warga desa,” kata Halim Iskandar.

Halim Iskandar beri apresiasi langkah cenat Pendamping Desa selama pelaksanaan Idul Adha 1442 Hijriah ini berkoordinasi dengan pihak Kabupaten dengan utamakan Protokol Kesehatan seperti memakai masker, tidak berkerumun dan menjaga jarak saat pembagian qurban.

Selain itu, kata Halim Iskandar, laporan dari Pendamping Desa, Relawan Lawan Covid-19 juga telah lakukan penyemprotan disinfektan di Masjid-masjid dan lapngan lokasi penyelenggaraan Salat Idul Adha.

“Saat ini telah terbentuk 1.117.066 Relawan dan telah 26.083 desa yang telah lakukan penyemprotan disinfektan,” kata Halim Iskandar, Rabu (21/7/2021).

Kerja cermat Pendamping Desa dan Relawan juga mengatur pelaksanaan salat Idul Adha. Relawan Desa telah memilah tempat salat agar ada jarak aman antar jamaah.

Warga desa langsung diarahkan untuk pulang ke rumah masing-masing usai pelaksanaan Khutbah Idul Adha.

“Sepanjang 2021, sebanyak 26.730 desa telah membagikan masker kepada warganya,” kata Gus Halim, sapaan akrabnya.

Gus Halim pun memberi pujian karena pelaksanaan dan pembagian daging qurban pun tetap menjaga Protokol kesehatan.

Seperti para pelaksana tetap menggunakan masker dan menjaga jarak saat memotong daging Qurban.

Pembagian daging qurban tidak luput dari protokol kesehatan. Panitia harus menggunakan masker selama proses membagi daging qurban dan hanya meletakkan di depan rumah warga penerima. Pembagian daging kurban di lokasi penyembelihan juga diatur agar tidak menghasilkan kerumunan penerima.

“Bahkan ada juga Pendamping Desa yang mengawasi pembagian BLT Dana Desa yang juga utamakan Protokol Kesehatan,” kata Gus Halim.

Doktor Honoris Causa dari UNY ini mengingatkan, tugas pendamping desa harus menjadi mata hati dan kaki tangannya kepala daerah.

Gus Menteri menjelaskan, selain melakukan pendampingan, pendamping desa juga dituntut lihai membaca dan menganalisa persoalan yang dihadapi masyarakat desa, kemudian dilaporkan kepada Bupati atau Walikota setempat.

Pendamping Desa dan Relawan juga harus terus Kampanyekan Protokol Kesehatan seperti memakai masker, mencuci tangan pakai sabun dengan air mengalir, menjaga jarak dan hindari kerumunan.

“Sebaiknya kurangi mobilitas dan aktifitas dulu serta sebaiknya jangan dulu makan bersama,” tandas Gus Halim. (Adv)