Jelang Ramadhan, Permintaan Pisang di Lebak Meningkat

Lebak  – Permintaan pisang menjelang datangnya bulan suci Ramadhan 2020 di Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, mengalami peningkatan hingga puluhan ton dan dipasok ke luar daerah.

Berdasarkan pantauan di Lebak, Sabtu, puluhan angkutan kendaraan dari berbagai daerah di Kabupaten Lebak membawa pisang untuk dipasok ke Rangkasbitung juga ke luar daerah, seperti Pandeglang, Tangerang, Bogor dan DKI Jakarta.

Saat ini, permintaan pisang terjadi peningkatan karena menjelang bulan Ramadhan, meski saat ini berlangsung pandemi COVID-19.

“Kami sejak dua hari terakhir ini merasa kewalahan melayani pembeli hingga dari Pandeglang dan Bogor,” kata Dudung (60) seorang bandar pisang di Rangkasbitung, Sabtu.

Permintaan pisang menjelang bulan puasa Ramadhan mengalami kenaikan tiga kali lipat dari sebelumnya satu angkutan Colt Pic-Up, namun kini naik menjadi tiga angkutan per dua hari.

Namun, beruntung meningkatnya permintaan pasar tersebut masih terpenuhi hingga 15 sampai 30 ton per dua hari, karena curah hujan berlangsung sejak Januari 2020 hingga sekarang, sehingga banyak pohon pisang berbuah.

Tingginya permintaan pisang tersebut, karena pelaku usaha kerajinan rumahan, seperti produksi makanan roti, sale pisang dan kripik.

Selain itu juga masyarakat banyak membuat kolak dan makanan ringan dari bahan bakunya pisang untuk disajikan makanan berbuka puasa Ramadhan.

“Kami mendapatkan pisang itu,selain dari petani juga penampung di pelosok-pelosok desa,” katanya menjelaskan.

Menurut dia, saat ini, harga pisang terjadi kenaikan akibat tingginya permintaan pasar, seperti pisang ambon dari sebelumnya Rp65.000 naik menjadi Rp80.000/tandan, pisang tanduk semula Rp60.000 kini naik menjadi Rp80.000/tandan, pisang kepok semula Rp50.000 menjadi Rp70.000/tandan.

Begitu pula pisang ketan semula Rp45.000 naik menjadi Rp55.000/tandan, pisang emas dari Rp40.000 naik menjadi Rp50.000/tandan dan pisang apuh dari Rp40.000 naik menjadi Rp65.000/tandan.

“Kami menjamin ketersedian pisang melimpah dan mencukupi untuk kebutuhan selama Ramadhan,” katanya.

Samian (55) seorang petani Kecamatan Rangkasbitung Kabupaten Lebak mengaku bahwa dirinya setiap bulan bisa menjual pisang hingga dua ton dengan pendapatan Rp13 juta/bulan dengan luas dua hektare.

Perkebunan pisang itu menjadikan penghasilan ekonomi keluarga,terlebih saat ini menjelang Ramadhan sudah banyak penampung yang datang hingga membeli di atas pohon.

“Kami sangat terbantu ekonomi keluarga dari hasil perkebunan pisang itu,” katanya.

Kepala Bidang Produksi Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) Kabupaten Lebak Iman Nurzaman mengatakan pemerintah daerah terus mengembangkan tanaman pisang melalui berbagai program bantuan untuk meningkatkan produksi dan produktivitas dengan melakukan peremajaan tanaman dan perluasan.

Selain itu juga tanaman pisang tidak membutuhkan perawatan intensif dibandingkan tanaman hortikultura dan padi.

Mereka petani mengembangkan tanaman pisang di lahan-lahan tegalan, perbukitan, ladang dan daerah aliran sungai.

Selama ini, perkebunan pisang menjadikan unggulan pendapatan ekonomi petani.

“Produksi pisang kini menjadikan unggulan daerah, karena ribuan ton per bulan dipasok ke luar daerah dengan nilai perguliran hingga miliran rupiah per bulan,” katanya. (Ant)